Indonesia Sambut E-Government, Seperti Apa Pemerintahan Tersebut?
Indonesia nampaknya tak main-main dengan
rencana pelaksanaan e-government. Baru-baru ini pemerintah Indonesia
melalui Menteri Pemberdayan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
Yuddy Chrisnandi telah resmi menjalin kesepakatan kerjasama dengan Korea
Selatan untuk membangun E-Government. Selain Korea Selatan, Australia
dan Singapura juga menjadi bidikan pemerintah Indonesia untuk proyek
ini.
Ketiga negara ini memang sengaja
ditarget sebagai mitra kerja dikarenakan mereka memiliki pengalaman dan
telah menerapkan e-government sejak lama. Pemerintahan elektronik atau E-Government ini memang merupakan salah satu program pemerintah untuk mewujudkan
pemerintahan yang transparan dan terbuka yang ditergetkan rampung pada
taun 2019. Lalu seperti apakah e-government di Indonesia ini sendiri?
berikut ulasannya.
Apa Itu E-Government?
Mungkin masih ada yang masih belum paham
apa itu E-Government, karena itu kita harus pahami dahulu arti
sebenarnya. E-government adalah pemerintahan yang menggunakan teknologi sebagai perangkat pendukung utama untuk kemudian dikombinasikan dengan
berbagai layanan dan informasi dari pemerintah dan diperuntukkan bagi
publik atau masyarakat.
Menurut Menteri Pemberdayan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, e-government ini adalah
sebuah pemerintahan yang memadukan layanan informasi dengan sistem
perangkat canggih TI (Teknologi Informasi) dan bertujuan untuk
memudahkan publik mendapatkan, mengolah, dan melakukan disemininasi
informasi. Intinya menurut Yuddy, E-Government ini harus bermakna
bagaimana pemerintah bisa berkomunikasi dan bagaimana pemerintah bisa
mempermudah seluruh urusan layanan publik hingga publik bisa leluasa dan
merasa nyaman saat mengakses segala jenis layanan yang diberikan
pemerintah.
Pemerintahan dengan bentuk eletronik ini
bisa sangat efisien dan efektif dalam segala urusan pemerintahan.
Sebagai bentuk negara demokratis, pemerintahan elektronik ini juga
menawarkan bentuk pemerintahan yang terbuka dan transparan dari
penyelenggara pemerintahan pada rakyatnya. Model pemerintahan ini
sendiri bisa berupa Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B)
serta Government-to-Government (G2G). Dengan jaringan yang cukup luas
ini e-government diharapkan mampu meningkatkan dan memaksimalkan
pelayanan publik dengan rasa nyaman dan aksesibilitas yang mumpuni.
Manfaat E-Government
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa
banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari pemerintahan berkonsep
elektronik ini. Secara lebih detail, e-government ini akan memberikan
manfaat seperti hal-hal berikut dibawah ini :
- Dalam hal kinerja efektivitas dan efisiensi, E-Government mampu meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah kepada publik.
- Menciptakan Good Governance melalui
program pemerintahan yang transparan dan terbuka dengan sistem kontrol
serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.
- Menghemat biaya seperti biaya administrasi, relasi, interaksi dan biaya-biaya yang lain.
- Dengan E-Government, pemerintah dapat memperoleh sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak tertentu.
- Terciptanya komunikasi yang cepat dan
tepat tentang berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dari
perubahan-perubahan teraktual yang ada.
- Masyarakat akan lebih diberdayakan dan berjalannya proses demokrasi yang adil dan merata.
Rencana dan Target E-Government
Program E-Government yang merupakan
kolaborasi antara Kementerian Aparatur Negara dengan Kementerian
Komunikasi dan Informasi ini ditargetkan pada tahun 2019 sudah
diterapkan di tingkat Kabupaten/Kota. Dalam program itu, pemerintah
sendiri membaginya dalam lima tahap yang masing-masing tahap diberi
tengat waktu selama satu tahun. Tahap pertama adalah membuat dan
menyeragamkan folder-folder yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan
web masing-masing instansi pemerintahan.
Pada tahap kedua, dilaksanakan proses
pengintegrasisan di setiap kementerian serta lembaga. Tahap ketiga,
ditarget bahwa pemerintah sudah bisa melakukan uji coba penyatuan
sistem E-Government. Ditahap keempat, dilakukan peningkatan cyber security-nya setelah 50 persen terintegrasi dan meningkatkan cyber security-nya.
Dan ditahap terakhir, pemerintah menargetkan bahwa 90 persen semua
jaringan elektronik instansi pemerintahan sudah terintegrasi.
Kendala E-Government
Program E-Government ini ternyata
memiliki kendala untuk diterapkan di Indonesia. Salah satunya adalah
kurangnya ketersediaan infrastruktur telekomunikasi. Kendala lain yang
dihadapi adalah masih mahalnya biaya penggunaan jasa telekomunikasi.
Kendala berikutnya adalah masalah SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih
banyak yang belum bisa menggunakan fasilitas internet.
Dengan berbagai kendala yang ada ini,
sudah seharusnya bekerja lebih keras untuk mewujudkan e-government.
Menjalin kerja sama dengan beberapa negara diatas mungkin merupakan
salah satu usaha mengatasi kendala. Sebagai wagra, saya hanya bisa
berharap mudah-mudahan e-government ini nantinya bisa menciptakan good
government yang mampu menyejahterakan rakyatnya.